KOMUNIKASI
Mungkin
semua orang sudah akrab betul dengan kata ‘komunikasi’, begitu juga dengan
kamu. Hal ini dikarenakan komunikasi memang merupakan suatu kegiatan yang ada
di kehidupan sehari-hari kita sebagai bentuk interaksi dengan individu atau kelompok
lain. Ya, walaupun kegiatan ini sangat sering kita lakukan, namun masih ada
beberapa orang yang belum memahami benar bagaimana komunikasi itu.
Pengertian Komunikasi
Seperti
yang dikatakan di artikel sebelumnya bahwa secara etimologi, bahwa komunikasi
berasal dari bahasa Latin yaitu ‘cum’ dan ‘umus’. Kata ‘cum’ ini berarti
‘dengan’ dan kata ‘umus’ ini berarti ‘satu’. Tak hanya bahasa Latin, bahwa kata
‘komunikasi’ ini berasal dari bahasa Inggris yaitu ‘communio’ yang merupakan
kata benda yang disebut sebagai ‘commnion’ yang artinya adalah persatuan,
kebersamaan, gabungan, hubungan, atau pergaulan.
Pengertian Komunikasi Lisan
Komunikasi
Lisan adalah komunikasi dengan mengucapkan kata-kata secara lisan dan
langsung kepada lawan bicaranya, komunikasi lisan biasanya dapat dilakukan pada
kondisi para personal ataupun individu berhadapan langsung, seperti pada saat
berkomunikasi dengan tatap muka langsung atau melalui alat berupa komputer yang
mempunyai fasilitas konfrensi jarak jauh (computer teleconference) tatap muka
melalui televisi sirkuit tertutup (closed cirkit televisi/CCTV).
Sudah
jelas bahwa komunikasi lisan ini terjadi berasal dari pengucapan kata-kata
secara lisan dan berlangsung ke individu lain atau kelompok sebagai lawan
bicara. Komunikasi lisan ini bisa dilakukan dari individu ke individu, individu
ke kelompok, kelompok ke individu, kelompok ke kelompok.
Ø
Individu ke Individu
Komunikasi lisan yang
dilakukan dari individu ke individu lain lain seperti halnya komunikasi lisan
yang dilakukan seseorang kepada seorang temannya, kerabatnya, atau keluarganya.
Komunikasi lisa dari individu ke individu ini bisa terjadi pada komunikasi
secara formal maupun non formal.
Ø
Individu ke Kelompok
Komunikasi lisan yang
dilakukan dari individu ke kelompok ini seperti halnya seseorang yang
menyampaikan kepada banyak orang. Hal ini dapat terjadi ketika adanya seorang
ketua yang sedang memimpin rapat. Di dalam peristiwa tersebut telah terjadi
komunikasi lisan dari individu ke kelompok. Dengan demikian, komunikasi lisan
dari individu ke kelompok ini lebih kebanyakan dilakukan secara formal. Adapun
secara non formal, hal ini berlaku ketika adanya seseorang yang berbicara
langsung kepada teman-temannya.
Maka
sekarang kita akan memfokuskan pembahasan tentang komunikasi dalam kelompok :
KOMUNIKASI LISAN DALAM KELOMPOK
Ø KOMUNIKASI LISAN DALAM RAPAT
Pengertian Rapat
Rapat adalah
pertemuan antara anggota lingkungan organisasi untuk merundingkan atau
menyelenggarakan suatu masalah yang menyangkut kepentingan bersama.
Tujuan Rapat
·
Untuk memecahkan masalah atau mencari jalan keluar
suatu masalah
·
Untuk menyampaikan informasi, perintah, pernyataan
·
Sebagai alat koordinasi antar intern atau antar
ekstern
·
Agar peserta rapat dapat ikut berpartisipasi kepada
masalah-masalah yang sedang terjadi
·
Mempersiapkan suatu acara atau kegiatan
·
Menampung semua permasalahan dari arus bawah (para
peserta rapat).
Jenis – Jenis Rapat
Komunikasi
kelompok dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitukomunikasi kelompok formal (resmi) dan komunikasi
kelompok non formal (tidak resmi).
Komunikasi
Kelompok Formal (Resmi)
Rapat ditinjau dari segi
tujuannya dibagi menjadi 3 yaitu :
1.
Rapat penjelasan
Yaitu rapat
yang diadakan untuk memberikan penjelasan kepada peserta rapat yang menyangkut
tentang kebijakan perusahaan/kantor. Misalnya dibidang kepegawaian keuangan,
produksi atau ada juga penjelasan mengenai cara peningkatan prestasi kerja dan
cara menggunakan peralatan baru.
Rapat
penjelasan masalah dapat dihadiri oleh tiga unsur yaitu :
·
Unsur panitia
·
Unsur undangan
·
Unsur peserta
Semua
penjelasan, pertanyaan dan kejadian-kejadian dalam rapat harus dicatat
dan merupakan hasil rapat dan ditandatangani oleh panitia dan wakil dari
peserta.Keputusan rapat adalah mengikat dan harus dipatuhi oleh semua pihak.
2.
Rapat pemecahan masalah
Dalam rapat
penjelasan yang berperan adalah pimpinan rapat, namun dalm rapat pemecahan
masalah yang paling penting peran peserta, sebab dalm pemecahan masalah
diprlukan banyak pendapat.Dalam hal ini peserta diberikan kesempatan untuk
memberikan masukan berupa saran/pendapat dan semua masukan ditampung kemudian
disimpulkan dan kesimpulan yang diambil dalam rapat disepakati bersama sebagai
jalan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
3.
Rapat perundingan
Rapat ini
dilaksanakan jika terjadi perselisihan antara dua orang/lebih dan juga bagi
organisasi yang berselisih karena mempunyaikepentingan berbeda.
Rapat ditinjau dari
sifatnyadibagi menjadi 4yaitu :
1.
Rapat formal
Yaitu rapat
yang diadakan dengan suatu perencanaan terlebih dahulu menurut ketentuan yang
berlaku dan pesertanya secara resmi mendapat undangan.
2.
Rapat informal
Yaitu rapat
yang diadakan tidak berdasarkan suau perencanaan formal.Rapat ini
setiap saat, kapan saja, dimana saja dan dengan siapa saja.Rapat informal
dapat terjadi secara kebetulan, karena para pesertanya bertemu dan kemudian
membicarakan sesuatu masalah yang mempunyai kepentingan bersama.
3.
Rapat terbuka
Yaitu rapat yang dapat
dihadiri oleh setiap
anggota.Materi yang dibahas bukan masalah yang bersifat rahasia.
4.
Rapat tertutup
Yaitu rapat
yang dihadiri peserta tertentu dan biasanya yang dibahas menyangkut masalah –
masalah yang bersifat rahasia.
Komunikasi Kelompok
Non Formal (Tidak Resmi)
Ciri komunikasi kelompok
tidak resmi adalah :
1.
Jumlah pesertanya tidak banyak
2.
Terjadi tidak sengaja
3.
Tidak terikat dengan tempat, artinya dapat terjadi
dimana saja.
Prinsip-prinsip yang harus
dilakukan dalam komunikasi kelompok tidak resmi adalah :
1.
Materi pembicaraan bersifat umum
Misalnya masalah
ilmu pengetahuan, masalah praktek kerja lapangan, masalah kuliah dll.
2.
Jangan menguasai pembicaraan
Berikan
kesempatan kepada orang lain/lawan bicara. Apabila lawan bicara tidak ada yang
memanfaatkan barulah kita lnjutkan pembicaraan, cara ini dapat mengurangi rasa
bosan dan antipasti dari pendengar.
3.
Jangan berbicara berbisik-bisik
Jika
berbicara seperti ini dilakukan akan menimbulkan kesan kurang baik dari orang
lain yang akan menimbulkan prasangka buruk.
4.
Jika ada masalah yang tidak jelas/pendapat tidak
cocok, kemukakakn sehingga semua orang mendengar apa yang dimaksud.
5.
Jika ada maslah pribadi bicarakan berdua setelah
pembicaraan dengan orang lain selesai.
6.
Memperlakukan sama semua peserta
Untuk
pandangan mata padasaat berbicara harus tertuju ke semua lawan bicara secara
bergantian.
Syarat – Syarat Rapat
Untuk
mengadakan rapat yang baik diperlukan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi
oleh semua pihak yang terlihat dalam rapat. Persyaratan itu antara lain :
1.
Suasana terbuka
Artinya semua
peserta rapat harus selalu siap dan rela menerima berbagai informasi dari semua
pihak yang terlibat dalam rapat itu.Apakah informasi itu sudah diketahui atau
informasi baru.Dipihak pemimpin rapat harus selalu bersedia mendengarkandan
menampung jika mungkin menerima saran-saran yang dikemukakan oleh peserta
rapat.
2.
Bimbingan dan pengawasan
Agar semua
pelaksanaan dalam rapat berpedoman pada ketentuan-ketentuan yang ada, maka
kepada semua peserta rapat perlu diberi bimbingan
dan pengawasan.Hal ini perlu dilakukan karena dalam rapat
kadang-kadang terjadi hal-hal yang tidak dinginkan.
3.
Hindari perdebatan
Sasaran rapat
adalah mendapatkan masukan dari peserta rapat berupa saran-saran, ide-ide dll.
Beraneka ragam pendidikan, pengalaman dan pengetahuan para peserta rapat akan
menimbulkan pendapat yang berbeda-beda, namun perbedaan itu hendaknya
didasarkan pada alasan-alasan yang kuat atas dasar fakta bukan karena emosi
untuk memenangkan.
4.
Hindari monopoli
Salah satu
factor keberhasilan rapat adalah kebersamaan, dari mulai peserta rapat,
pimpinan rapat, mempunyai hak yang sama, baik dalam berbicara mengeluarkan
pendapat atau menggunakan fasilitas yang ada dan tidak boleh ada yang
memonopoli pembicaraan dalam rapat.
5.
Pertanyaan singkat dan jelas
Agar
pertanyaan pesera rapat dapat dijawab denga jelas oleh pimpinan rapat, maka
peserta harus mengajukan pertanyaan secara singkat
tetapi jelas.Untuk itu gunakanlah bahasa yang singkat, pertanyaan
tidak bertele-tele, langsung saja pokok persoalan dan sampaikan degan suara
yang jelas agar dapat didengar semua peserta rapat.
6.
Partisipasi
Setiap
peserta rapat dituntut untuk turut berpartisipasi aktif dalam rapat.Peserta
rapat harus menjadi pendengar yang baik saat menerima penjelasan dan pada saat
Tanya jawab atau diskusi. Jadilah peserta yang baik berikan saran/pendapat yang
positif dan jangan merugikan perusahaan atau orang lain.
Tipe Pemimpin Rapat
Salah satu
factor yang menentukan berhasilnya suatu rapat dapat juga ditentukan oleh
pemimpin rapat itu sendiri.Pemimpin rapat hrus memiliki ketrampilan
berkomunikasi.Pemimpin rapat pada umumnya memiliki sifat dan tipe yang
berbeda-beda. Pada dasarnya tipe pemimpin rapat dapat dibedakan sebagai berikut
:
1.
Tipe Otoriter
Ciri tipe
ini pemimpin ingin menggunakan kekerasan dan paksaan dalam rapat, merasa
dirinya selalu benar dan pendapat orang lain selalu salah. Dan selalu
memaksakan pendapatnya pada orang lain tanpa memberikan kesempatan orang lain
untuk mengeluarkan pendapatnya.Keadaan semacam ini akan membuahkan hasil rapat
kurang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya, karena merupakan pendpaat
seseorang yang belumtentu kebenarannya, akibatnya peserta rapat kurang
mendukung keputusan yang diambil sebab bukan keputusna bersama.
2.
Tipe Laiizess Faire
Tipe pemimpin
rapat ini mempunyai sikap apatis (masa bodoh) terhadap jalannya rapat.Peserta
rapat dibiarkan mengeluarkan pendapat dan beragumentasi sendiri-sendiri,
akibatnya pembicaraan engelantur atau berlarut-larut karena masing-masing tidak
ada yang mau mengalah merasa pendapatnya benar.Jika diamati seolah-olah rapat
tidak ada yang memimpin.Hasil rapat tidak sesuai dengan tujuan dari
rencana semula.Akhirnya waktu, tenaga, biaya yang dikeluarkan tidak sesuai yang
dihasilkan.
3.
Tipe Demokratis
Pemimpin ini
mempunyai sifat keterbukaan artinya selalu bersedia menerima saran/kritik dari
peserta rapat.Peserta diberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk
mengeluarkan pendapat, sehingga terjadi komunikasi yang harmonis antara
pimpinan rapat dengan peserta rapat.Pimpinan rapat membantu dalam memecahkan
masalah yang dihadapi sehingga tidak ada masalah yang dirasakan berat, selain
itu juga bertindak sebagai pengumpul data, sebagai dinamisator/penggerak, jika
terjadi kesalahpahaman cepat-cepat pemimpin bertindak sehingga begitu ada
masalah saat itu juga di atasi dan tidak akan berlaut-larut.
Ø KOMUNIKASI LISAN DALAM WAWANCARA
Wawancara pada dasarnya adalah obrolan biasa, hanya saja dengan
topik tertentu, dan ada pihak yang lebih dominan bertanya (pewawancara) dan
pihak lain dominan menjawab, menjelaskan, atau memberi informasi (narasumber).
Wawancara sangat penting dalam penelitian kualitatif, karena ia merupakan
sarana atau teknik pengumpulan data/informasi. Setiap pengumpulan data
kualitatif hampir selalu membutuhkan wawancara dengan sumber informasi,
misalnya saksi mata, pelaku, pengamat, korban dan sebagainya.
Wawancara adalah salah satu teknik meliput, selain terjun langsung
ke lapangan atau tempat kejadian peristiwa dan studi literatur atau studi kepustakaan.
Etika dalam wawancara di antaranya adalah, (1) sebutkan/perkenalkan identitas
diri, (2) jelaskan tujuan wawancara, (3) datang tepat waktu, konfirmasi bila
terlambat, dan (4) menghormati permintaan responden, buat secara tertulis.
Misalkan dalam
suatu wawancara, kita melakukan komunikasi dengan seorang yang diwawancara.
Dalam wawancara tersebut, ada pihak yang lebih mencondong memberikan
pertanyaan. Wawancara biasanya dilakukan untuk mengumpulkan data yang ingin
kita dapat. Ada juga etika dalam berwawancara, diantaranya adalah
memperkenalkan diri terlebih dahulu. Kemudian kita sampaikan maksud dari
wawancara yang kita lakukan. Kita juga harus respect kepada orang yang kita
tanya sehingga ia merasa nyaman. Berikut ini ialah hal yang perlu diperhatikan
ketika melakukan wawancara:
- Gunakan volume suara yang baik dan terdengar (berbicara tidak terlalu keras).
- Hindari bahasa menggurui responden.
- Hindari sikap rakus.
- Fokus pada lawan bicara.
- Fokus pada pembicaraan.
- Tidak boleh memotong pembicaraan.
- Lakukan verifikasi jika ada kekurangan.
- Hindari kata-kata kasar (kotor).
- Bersikap ramah.
- Jangan menyakiti hati responden.
- Hidari tatapan yang menyelidik/melotot/clingak-clinguk.
- Ucapkan terima kasih.
Ø KOMUNIKASI LISAN DALAM BERNEGOSIASI
NEGOISASI
PROSES NEGOSIASI
Negosiasi
adalah sebuah transaksi dimana kedua belah pihak yang melakukan komunikasi
mempunyai hak atas hasil akhir. (oliver). Pakar lain mengatakan bahwa negosiasi
adalah proses dimana paling sedikit ada dua pihak dengan persepsi,
kebutuhan, dan motivasi yang berbeda mencoba untuk bersepakat tentang suatu hal
demi kepentingan bersama.(Casse). Sementara Stephen Kozicki mengemukakan
Negosiasi adalah sustu seni dalammencapai persetujuan dengan memecahkan
berbagai perbedaan melalui kreatifitas. Tujuan
negosiasi adalah antara lain :
1. Untuk
menemukan suatu kesepakatan kedua belah pihak
2. Untuk memenuhi
harapan/keinginan kedua belah pihak
3. Untuk
mendapatkan sebuah keuntungan atau menghidari kerugian, atau memecahkan problem
lain.
Dalam melakukan
negosiasi terdapat 6 tahapan yang penting yang harus dilakukan :
1. Persiapan
meliputi :
§ Mengumpulkan
informasi
§ Menentukan
tim negosiasi
§ Mengusahakan
lebih banyak mengenal profil pihk lawan, tujuannya adalah
menumbuhkankepercayaan diri dan kesiapan dalam melakukan negosiasi.
2. Kontak pertama
§ Tahap
ini adalah tahap pertemuan secara langsung abtara kedua belah pihak yang
terlibat dalam proses negosiasi.
§ Tahap
penilaian yang berlangsung diantara para
negosiator dan biasanya pada tahap ini akan memunculkan kesan pertama antara
kedua belah pihak.
3. Konfrontasi
·
Tahap ini adalah tahap
dimana sering terjadinya adu argumentasi antara
kedua pihak terhadapsegala sesuatu yang dinegosiasikan.
·
Padatahapini terdpat
perbedaan dan potensi perdebatan yang
semakin memanas dan biasanyatidak
terkendali disebabkan oleh kurangnya pengendalian emosi.
4. Konsiliasi
Bentuk
konsoliasi adalah melakukan tawar menawar untuk memperoleh titik temu atau
kesepakatan yang betul-betul disepakati dan bermanfaat bagi kedua belah
pihak. Seperti halnya proses tawar menawar antara penjual dan pembeli.
5. Solusiahap
Dimana
kedua belah pihak mulai saling menerima dan memberi,
atau dimana para negosiator mulai menemukan titik
kesepakatan bagi keduabelah pihak dengan cara
merekamasing-masing dengan mengembangkan sikap relasional
yaitu sikap yang selalu berorientasi untuk
menanggung bersama dan selalu menumbuhkan sikap saling member
solusi terbaik bagi kedua belah pihak.
6. Pasca
Negosiasi
Tahap
ini adalah tahap terakhir dari negosiasi
yaitu bentuk konsolidasi bagi kedua belah
pihak, apakah masing-masing pihak benar-benar memiliki komitmen
atas segala yang telah disepakati bersama.
KETRAMPILAN BERNEGOSIASI
Terdapat
2 jenis ketrampilan bernegosiasi yaitu :
1. Convensional
skill meliputi :
a. Menggunakan
pertanyaan terbuka
b. Menafsirkan
atau merumuskan kembali perkataan negosiator lawan dengan kata-kata sendiri
c. Diam
setelah suatu pertanyaan dibuat oleh lawan negosiator.
d. Menyimpulkan
dari waktu kewaktu, dan membuat catatan penting selama negosiasi
e. Menyatakan
perasaan dan emosi untuk meredakan ketegangan dan membentuk rasa percaya diri.
2. Nonconvensional skill cirri-cirinya meliputi :
a.
Menunjukkan salah pengertian tentang
maksud pihak lawan dengan perumusan ulang pertanyaan dan kesimpulan yang salah.
b.
Membesar-besarkan apa yang dikatakan
oleh negosiator lawan
c.
Menggunakan kata-kata yang over stateman
seperti selalu, tidak pernah,tidak mungkin, dll.
d.
Membuat gerakan yang tak terduga,
misalnya beralih ke hal lain tanpa diduga.
e.
Menghujani pihak lawan
dengan banyak pertanyaan atau bias jua
terlalu banyak informasi yang menimbulkan kebingungan.
TIPE
NEGOSIATOR
Berikut ini adalah tipe-tipe negosiator yang sering
kali kita jumpai dalam melakukan komunikasi bisnis :
a. Negosiator
crang yaitu hanya memikirkan bagaimana untuk menang dalam negosiasi dan
menghalalkan segala cara untuk mengalahkan lawan.
b. Negosiator
professional yaitu orang yang melakukan negosiasi
yang mengetahui pokok permasalahanyang akan
dinegosiasikan dan juga tahu bagaimana memperoleh
apa yangdiinginkan,memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang baik, dan
mengetahui banyak tentang profil lawan negosiasi.
c. yang
Negosiator Bodoh yaitu negosiator
yangcenderungmenghendaki kekalahan untuk keduabelah pihak,yang penting baginya
adalahtidakada yang menang diantara keduanya.
d. Negosiator
Naifyaitu orang yang melakukan negosiasinamun tidak siap,
dan tidak tahupokok persoalan yang dinegosiasikan, cenderung percaya
begitu saja terhadap lawan, dan kalau perlu beredia meberikan apa saja yang diminta
lawan negosiator.
e.
Sebagaimana kita cukup sering mendengar
negosiasi diartikan sebagai proses yang melibatkan upaya seseorang untuk
merubah atau tidak merubah sikap dan perilaku orang lain. Sedangkan pengertian
yang lebih terinci menunjukkan bahwa negosiasi merupakan proses untuk mencapai
kesepakatan yang menyangkut kepentingan timabal balik dari pihak-pihak dengan
sikap, sudut pandang, dan kepentingan-kepentingan yang berbeda satu sama lain.
Negosiasi, baik yang dilakukan oleh seorang pribadi dengan pribadi lainnya,
maupun negosiasi antara kelompok dengan kelompok (atau antar pemerintah),
senantiasa melibatkan pihak-pihak yang memiliki latar belakang berbeda dalam
hal wawasan, cara berpikir, corak perasaan, sikap dan pola perilaku, serta
kepentingan dan nilai-nilai yang dianut. Pada hakikatnya negosiasi perlu
dilihat dari konteks antar budaya dari pihak yang mela-kukan negosiasi, dalam
artian perlu komunikasi lisan, kesedian untuk memahami latar belakng, pola
pemi-kiran, dan karakteristik masing-masing, serta kemudian berusaha untuk
saling menyesuaikan diri.
Agar
dalam berkomunikasi lebih efektif dan mengena sasaran dalam negosiasi bisnis
harus dilaksanakan dengan melalui beberapa tahap yakni:
1.
Fact-finding, mengumpulkan fakta-fakta atau data yang berhubungan dengan
kegiatan bisnis lawan sebelum melakukan negosiasi.
2.
Planning/rencana, sebelum bernegosiasi/berbicara susunlah dalam garis besar
pesan yang hendak disampaikan. Berdasarkan kerangka topik yang hendak
dibicarakan rincilah hasil yang diharapkan akan teraih. Berdasarkan pengenalan
Anda terhadap lawan tersebut, perkirakan/bayangkan kemungkinan reaksi penerima
pesan/lawan berbicara terhadap apa yang Anda katakan.
3.
Penyampaian, lakukan negosiasi/sampaikan pesan dalam bahasa lawan/si penerima.
Usahakan gunakan istilah khas yang biasa dipakai oleh lawan negosiasi kita.
Pilihlah kata-kata yang mencerminkan citra yang spesifik dan nyata. Hindari
timbulnya makna ganda terhadap kata yang disampaikan.
4.
Umpan balik, negosiator harus menguasai bahasa tubuh pihak lawan. Dengarkan
baik-baik reaksi lawan bicara. Amati isyarat prilaku mereka seperti: angkat
bahu, geleng–geleng kepala, mencibir, mengaggguk setuju. Umpan balik dapat
untuk mengetahui samakah makna yang disampaikan dengan yang ditangkap lawan negosiasi
bisnis kita.
5.
Evaluasi, perlu untuk menilai apakah tujuan berkomunikasi/negosiasi sudah
tercapai, apakah perlu diadakan lagi, atau perlu menggunakan cara-cara untuk
mencapai hasil yang lebih baik.
Meskipun
pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik, bukan berarti hasil yang
diharapkan akan diperoleh sesuai dengan yang direncanakan semula. Yang sering
terjadi justru perbedaan pandangan terhadap cara penyelesaian masalah antara
pemberi dan penerima pesan. Sehingga diperlukan pembicaraan lebih lanjut, yang
memerlukan perjuangan tersendiri bagi pengirim pesan dalam menyampaikan dan
memenangkan pendapatnya.
Kalau
terjadi adu pendapat antara negosiator dengan pihak lawan maka timbul dorongan
untuk menang. Keinginan untuk menang di satu sisi dengan mengabaikan kekalahan
dipihak lainnya, biasanya sulit tercapai. Untuk itu digunakan strategi
menang-menang (win-win solution). Artinya ada sebagian keinginan kita yang
dikorbankan dengan mengharapkan pihak lawan juga akan mengorbankan hal yang
sama, sehingga kesepakatan di antara kedua belah pihak dapat tercapai.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar